Penalaran
Merupakan proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Penalaran Induktif
Merupakan proses penalaran untuk manari kesimpulan berupa
prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan fakta – fakta yang
bersifat khusus, prosesnya disebut Induksi. Penalaran induktif tekait
dengan empirisme. Secara impirisme, ilmu memisahkan antara semua
pengetahuan yang sesuai fakta dan yang tidak. Sebelum teruji secara
empiris, semua penjelasan yang diajukan hanyalah bersifat sentara.
Penalaran induktif ini berpangkal pada empiris untuk menyusun suatu
penjelasan umum, teori atau kaedah yang berlaku umum.
Jenis-jenis penalaran induktif :
a. Generalisasi
Penalaran generalisasi dimulai dengan peristiwa – peristiwa khusus
untuk untuk mengambil kesimpulan umum. Generalisasi adalah pernyataan
yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diminati
generalisasi mencakup ciri – ciri esensial, bukan rincian. Dalam
pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh,
data statistik, dan lain-lain. Proses penalaran ini bertolak dari
sejumlah fenomena individual (khusus) menuju kesimpulan umum yang
mengikat umum menuju kesimpulan umum yang mengikat umum yang mengikat
seluruh fenomena sejenis dengan fenomena individual yang diselidiki.
Contoh generalisasi :
Pemakaian bahasa Indonesia deseluruh daerah diindonesia dewasa ini
belum dapat dikata seragam. Perbedaan dalam struktur kalimat, lagu
kalimat, ucapan terlihan dengan mudah. Pemakaian bahasa Indonesia
sebagai bahasa pergaulan sering dikalahkan oleh bahasa daerah.
Diungkapkan persurat kabaran, radio, dan TV pemakaian bahasa indonesia
belum lagi dapat dikatakan sudah terjaga baik. Para pemuka kita pun pada
umumnya juga belum memperlihatkan penggunaan bahasa Indonesia yang
terjaga baik. Fakta – fakta diatas menunjukan bahwa pengajaran bahasa
Indonesia perlu ditingkatkan.
Macam – macam generalisasi :
Generalisasi sempurna
Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar
penimpulan diselidiki. Generalisasi macam ini memberikan kesimpilan amat
kuat dan tidak dapat diserang. Tetapi tetap saja yang belum diselidiki.
Generalisasi tidak sempurana
Adalah generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk
mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum
diselidiki.
Penalaran generalisasi bertolak dari satu atau sejumlah fakta
(fenomena atau peristiwa) khusus yang mempunyai kemiripan untuk membuat
sebuah kesimpulan. Sejumlah peristiwa khusus dibuat dalam bentuk
kalimat, kemudian pada akhir paragraf diakhiri dengan kalimat yang
berisi generalisasi dari peristiwa. Peristiwa khusus yang disebutkan
pada bagian awal.
b. Analogi
Adalah membandingkan dua hal yang banyak persamaanya. Kesimpulan yang
diambil dengan jalan analogi, yakni kesimpulan dari pendapat khusus
dari beberapa pendapat khusus yang lain, dengan cara membandingkan
situasi yang satu dengan yang sebelumnya.
Dalam berfikir Analogis, kita meletakan suatu hubungan baru
berdasarkan hubungan-hubungan baru itu. Dan kita juga dapat menarik
kesimpulan bahwa jika sudah ada persamaan dalam berbagai segi, ada
persamaan pula dalam bidang yang lain. Pada pembentukan kesimpulan
dengan jalan analogi, jalan pikiran kita didasarkan atas persamaan suatu
keadaan yang khusus lainnya. Karena pada dasarnya hanya membandingkan
persamaan – persamaan dankemudian dicari hubungannya. Maka sering
kesimpulan yang diambil tidak logis.
Dari penjabaran diatas, dapat dikatakan bahwa penalaran analogi
adalah proses penyimpulan berdasarkan fakta atau kesamaan data. Analogi
juga dapat dikatakan sebagai proses membandingkana dari dua hal yang
berlainan berdasarkan kesamaannya kemudian berdasarkan kesamaannya itu
ditarik suatu kesimpulan.
Contoh Analogi:
Kita banyak tertarik dengan planel mars, karena banyak persamaannya
dengan bumi kita. Mars dan Bumi menjadi anggota tata surya yang sama.
Mars mempunyai atsmosfir seperti bumi. Temperaturnya hampir sama dengan
bumi. Unsur air dan oksigennya juga ada. Caranya mengelilingi matahari
menyebabkan pula timbulanya musim seperti bumi. Jika bumi ada mahluk.
Tidaklah mungkin ada mahluk hidup diplanet Mars.
c.Hubungan akibat sebab
Hubungan akibat sebab merupakan suatu proses berfikir dengan bertolak
dari suatu peristiwa yang dianggap sebagai akibat, kemudian bergerak
menuju sebab-sebab yang mungkin telah menimbulkan akibat tadi.
Contoh hubungan akibat sebab:
Masalah pengangguran merupakan masalah serius yang harus diselesaikan
pemerintah, seperti beberapa waktu lalu diberitakan dimedia cetak dan
ibu kota, bagaimana ribuan pencari kerja hars berdesakan bahkankan
pingsan untuk mendapatkan pekerjaan. Menurut laporan media cetak hal ini
terjadi karena dalam waktu dekat ini banyak perusahaan menufaktor yang
akan tutup. Sehingga harus melakukan PHK. Selain itu minimnya kahlian
atau rendahnya kualitas SDM menjadi faktor penyebab banyaknya
pengangguran diibukota.
Referensi :
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
http://irpantips4u.blogspot.com/2012/03/penalaran-induktif-dan-deduktif.html
http://albertus19.wordpress.com/2012/04/23/penalaran-induktif/